Modernisasi, seringkali dianggap sebagai anugerah, tapi juga tak jarang dianggap semacam kutukan. Setidaknya paradoks inilah yang dialami masyarakat suku. Bersandar pada tesis, bahwa hampir seluruh kehidupan mereka bersifat dekaden, pasif dan tradisional, maka "pengemban-pengembang modernisasi merasa perlu memodernisasikan dan mencerahkan masyarakat suku. Lewat suatu proses yang tak jarang sang…
Sastra Peranakan Tionghoa yang muncul sejak akhir abad XIX hingga pertengahan abad XX, sebagaimana ditemukan oleh Salmon (1985:xv), berjumlah 3005 buah, hampir empat kali jumlah karya sastra dihasilkan oleh Balai Pustaka, yang jumlahnya tidak lebih dari 770 buah. Namun demikian, Sastra Peranakan Tionghoa ini tidak banyak dikenal secara luas, sebagai bagian dari Sastra Indonesia. Salah satu seba…