Focusing on the traditional cosmology of the Sa'dan Toraja of Indonesia, this article aims to contribute to the recent revival of the animism debate within anthropology (Descola 1992, 1996; Ingold 2000; Viveiros de Castro 1998; Bird- David 1999; Stringer 1999; Pedersen 2001) and to further our understanding of a particular Indonesian cosmos (see also Van der Veen 1965; Nooy-Palm 1979; Bigalke 1…
In his elaborate PhD dissertation, J.O. Sutter (1959:2) defines indonesianisasi as 'a conscious effort to increase the participation and elevate the role of the Indonesian and more particularly, the "indigenous" Indonesian in the more complex sectors of the economy'. In a broader sense, the term stands for the end of Dutch tutelage and subsequent reorientation of the Indonesian economy during t…
One of the assumptions behind the Borneo hypothesis is Sapir's model (1968) claiming that in the quest for a linguistic homeland, the area with the larg est genetic diversity in relation to its size is most likely to be the homeland. This model is useful, all things being equal; but in practice other factors often interfere with it. If one compares Europe to the situation in the Americas, where…
Naskah ini menarik perhatian karena di dalamnya terdapat uraian mengenai adat-istiadat masyarakat zaman dahulu. Di dalam naskah undang-undang itu tercermin pula jalan pikiran dan falsafah hidup masyarakat lama. Dengan demikian, transliterasi naskah undang-undang yang akan disajikan nanti penting pula artinya untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang sosiologi, antropologi. filsafat atau hukum …
Sastra Peranakan Tionghoa yang muncul sejak akhir abad XIX hingga pertengahan abad XX, sebagaimana ditemukan oleh Salmon (1985:xv), berjumlah 3005 buah, hampir empat kali jumlah karya sastra dihasilkan oleh Balai Pustaka, yang jumlahnya tidak lebih dari 770 buah. Namun demikian, Sastra Peranakan Tionghoa ini tidak banyak dikenal secara luas, sebagai bagian dari Sastra Indonesia. Salah satu seba…
Roman Tetralogi Buru mengambil latar kebangunan dan cikal bakal nasion bernama Indonesia di awal abad ke 20. Dengan membacanya, waktu kita dibalikkan sedemikian rupa dan hidup di era membibitnya pergerakan nasional mula-mula. Kehadiran roman sejarah ini, bukan saja dimaksudkan untuk mengisi sebuah episode berbangsa yang berada di titik persalinan yang pelik dan menentukan, namun juga mengisi i…
Novel ini merupakan hasil "reportase" singkat Pramoedya Ananta Toer di wilayah Banten Selatan yang subur tapi rentan dengan penjarahan dan pembunuhan. Tanah yang subur tapi masyarakatnya miskin, kerdil, tidak berdaya, lumpuh daya kerjanya. Mereka diisap sedemikian rupa. Mereka dipaksa hidup dalam tindihan rasa takut yang memiskinkan. Tubuh boleh disekap, ditendang, diinjak-injak, tapi semang…