Text
Otonomi dan Lingkungan Hidup : prospek pengelolaan lingkungan hidup di Jawa, Papua, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku pada era otonomi daerah semakin buruk atau baik?
Diawali gerakan mahasiswa pada 1998, politik dan administrasi pemerintahan Indonesia mulai werangkak ke sistem yang lebih demokratis. Keran partisipasi masyarakat dibuka lebar. Sentralisme kekuasaan dimansformasikan ke sistem desentralisme dengan otonomi daerah berikut perimbangan keuangan prsat-daerah. Di sektor lingkungan hidup, sebagian masyarakat khawatir kalau otonomi membuat daerah berlomba-lomba meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan mengeksploitasi sumberdaya alam. Sementara yang lam, justru menganggapnya dapat memperbaiki kualitas lingkungan hidup, lantaran masyarakat lokal semakin berdaya untuk mengendalikan dan menjaga lingkungannya. Melalui buku ini, jawaban polemik itu, diharapkan muncul dengan menelusuri seberapa parahkah kerusakan lingkungan hidup di bawah sistem sentralistik selama 32 tahun.
Tidak tersedia versi lain