Text
Hukum : paradigma, metode dan dinamika masalahnya
Serve ordinem et ordo servabit te. Ini adalah pepatah Latin Kuno yang secara harfiah berarti “layanilah peraturan maka peraturan pun akan melayanimu”. Itu berarti ada internalisasi nilai-nila yang termaktub dalam peraturan dalam berbagai bentuknya. Persoalannya, dari manakah asalnya nilai-nilai itu? Dari alam ide atau dari realitas empiris? Yang mana yang diakui sebagai benar, yang berasal dari dunia ide entah berentah ataukah yang berasal dari dunia real-empiris? Mengapa sebuah nilai diakui sebagai norma yang “mengikat” dan mengapa yang lain tidak?
Itulah beberapa di antara berbagai masalah yang menggelisahkan ilmu hukum yang anehnya tak bisa dicarikan jawabannya oleh ilmu hukum itu sendiri. Ia membutuhkan ilmu perspektif lain untuk mendapatkan jawabannya, semisal sosiologi dan filsafat bahkan logika dan psikologi yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu baru semisal sosiologi hokum, filsafat hokum dan psikologi hukum. Kecenderungan ini kemudian melahirkan gelisahan bagi ilmuwan hukum yang “mapan” alias positivis serta penganut paham legisme dan formalisme.
Seperti sudah disinggung diatas bahwa buku ini ingin menyajikan kajian-kajian ilmu sosial tentang hukum (social science on law), khususnya sosiologi hukum (sociology of law). Bukan hanya menyajikan kajian-kajian hukum dari sudut Jurisprudence dan Rechtsleer – yang mempelajari hukum sebagai perangkat norma atau sejumlah kaidah (“rules and logic”). Tetapi ingin menyajikan kajian-kajian tentang hukum sebagai fakta sosial empiris, dan ihwalnya sebagaimana terwujud sebagai bagian dari pengalaman sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat dengan menggunakan metode yang lazim dikenal dalam ilmu-ilmu sosial.
Buku ini terkesan bukan lagi sebuah antologi, karena dijalin dengan begitu apik oleh tim editor termasuk penulisnya sendiri, mencoba menawarkan bukan jawaban final atas berbagai permasalahan hukum dan masyarakat di mana dan untuk apa itu hukum ada, melainkan terutama sebuah cara menjawab. Kita mengerti betul – mengikuti Plato yang mementingkan cara bertanya yang baik dan benar untuk melahirkan pengetahuan yang sejati – bahwa cara menjawab yang salah dengan sendirinya akan melahirkan jawaban yang salah pula. Artinya, yang berperan adalah soal perspektif, metode, paradigma, dan logikanya.
Tidak tersedia versi lain