Text
Pembela HAM Menulis : bunga rampai pendokumentasian situasi HAM di tanah Papua
Kompleksitas masalah hak asasi manusia di Papua memerlukan upaya yang besar dari segenap kalangan masyarakat sipil memajukan dan memperbaikinya. Pun demikian dengan Pemerintah Pusat dan Provinsi, dituntut lebih serius mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang menjadikan hak asasi manusia sebagai acuan utamanya, dan menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Papua, baik melalui mekanisme yudisial maupun non yudisial. Pemerintah Pusat dan Provinsi juga harus meminimalisasi, atau menghilangkan kebijakan-kebijakan yang kontra produktif terhadap pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia di Tanah Papua: mengurangi jumlah pasukan militer di Papua, mengevaluasi seluruh perizinan terkait eksploitasi sumber daya alam di Papua, dan menunda atau menghentikan izin-izin yang melanggar hak asasi manusia masyarakat Papua.
Upaya dari masyarakat sipil untuk mendorong perbaikan situasi hak asasi manusia di Papua, dan Pemerintah ini tidak serta merta akan terealisasi tanpa adanya langkah-langkah untuk meningkatkan sumber daya manusia, khususnya yang bergelut dan memiliki perhatian terhadap isu-isu hak asasi manusia di Papua. Karena melalui orang-orang yang memiliki dedikasi dan niat yang kuatlah, situasi hak asasi manusia di Papua dapat didorong dan dipromosikan secara lebih massif dan konsisten.
Buku Pembela HAM Menulis: Bunga Rampai Pendokumentasian Situasi HAM di Tanah Papua yang berada di tangan Para Pembaca ini merupakan karya tulis orang-orang muda Papua yang memiliki perhatian dan tekad yang kuat untuk berkontribusi dalam pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia di Papua. Para Penulis dalam buku ini menjadikan isu-isu keseharian yang dihadapi masyarakat Papua sebagai obyek kajian dan tulisannya. Para Penulis memotret secara jernih permasalahan yang dihadapi masyarakat Papua dalam menemukan ruang komunikasi diantara mereka, seperti tercatat dalam tulisan Delince Gobay dan Gabrilienda Assem mengenai perjuangan mama-mama dalam menagih hutang Pemerintah untuk membangun pasar mama-mama yang dapat memfasilitasi masyarakat Papua dalam mengeksplorasi hasil bumi dan mengomunikasikannya dengan masyarakat Papua lainnya dalam satu transaksi pasar yang relatif sederhana. Tujuan mama-mama hanya satu: adanya wahana yang dapat mempertemukan masyarakat Papua dalam satu forum yang lebih cair dan bersahabat, yang disebut dengan pasar mama-mama.
Tidak tersedia versi lain