Text
Dan Bunda pun Menangis : kisah tragis korban kerusuhan Maluku Utara
November 1999 Pelabuhan Ternate menjadi saksi bisu sebuah tragedi kemanusiaan. Bersama para pengungsi lain, seorang ibu tergesa-gesa sambil menarik-narik anaknya yang masih kecil menuju kapal yang siap mengevakuasi mereka. Tangan kanan Sang Ibu membawa barang-barang yang dapat diselamatkan. Sementara tangan kirinya menarik-narik sang buah hati. "Cepat, cepat! Nak," katanya sambil terus merangsek masuk ke dalam kapal. Namun, tak lama berselang saat menengok ke belakang, ternyata ia hanya memegang sepotong tangan anaknya yang telah terputus.... Sang buah hati tewas ditebas perusuh yang semakin beringas.
Di depan Pastoran Ternate berdiri sebuah patung "Bunga Mawar Yang Gaib." Scrombongan anak buah Sang Malaikat Maut menyerbu dan menghancurkannya. Kepala "Si Mawar Gaib itu pun terguling di tanah. Anak buah Sang Malaikat Maut berpesta pora. Lalu, seorang yang masih punya nurani datang memungut dan membersihkan wajah "Si Mawar Gaib". Dan.. ajaib! Wajah yang lembut, ayu dan suci itu menjadi SEDIH... dan MENANGIS..... MENGELUARKAN AIR MATA....!
Cuplikan-cuplikan ini adalah sebagian kisah yang ditulis Rm. Heru Jati MSC. saksi mata dalam kerusuhan Maluku Utara. Masih banyak kisah pilu lain yang ditulisnya dengan jujur sesuai dengan apa yang dialami, dirasahkan dan disaksikannya sebelum, selama, dan sesudah kerusuhan berlangsung. Kisah-kisah ini menyadarkan kita betapa nyawa tak lagi berarti dalam tragedi kemanusiaan seperti yang terjadi dalam kerusuhan di Maluku Utara ini.
Tidak tersedia versi lain