Text
Mukim Masa ke Masa
Dalam buku ini dipaparkan perjalanan mukim dan gampông beserta lembaga-lembaga adat tingkat bawah lainnya di Aceh. Pengekposisian yang dipaparkan penulis buku ini sangat patut mendapat acungan jempol. Penulis tidak hanya melihat dengan kacamata pribadi dan Aceh semata, tetapi juga sekilas mencoba membandingkannnya dengan kearifan masyarakat bukan Aceh. Kita yang membaca buku ini seolah diajak untuk menyelami hati masyarakat Aceh, pemerintah, dan kebijakan Pusat terhadap Aceh. Karena itulah, kami dari Jaringan Masyarakat Adat (JKMA) Aceh merasa sangat berbangga hati dapat mendokumentasikan hasil penelitian ini menjadi bentuk sebuah buku.
Menurut kami, buku ini dapat pula dijadikan barometer hati masyarakat Aceh yang lebih senang menyebut dirinya dengan ureueng Aceh. Kenyataanya, kendati pemerintah pusat menafikan institusi adat di tingkat bawah, keberadaan mukim dan gampong masih saja hidup dalam kearifan masyarakat di sana. Lebih lanjut, langsung saja kami ajak Saudara membaca buku ini. Bagaimanakah sesungguhnya perjalanan mukim dan gampong di Aceh sejak masa penjajahan, masa jayanya Kerajaan Islam Darussalam, masa konflik bersenjata, hingga pascastunami.
Tidak tersedia versi lain